THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

WeLkUmm

DuCk,, DuCkY

Jumat, 05 September 2008

Makna Sumpah Pemuda




MAKNA SUMPAH PEMUDA

Di era globalisasi saat ini, perjalanan Sumpah Pemuda memasuki usia 78 tahun. Sebuah usia cukup tua bagi usia manusia. Sebagai sebuah peristiwa sejarah, api semangatnya tak terpadamkan, baik bagi pelaku, pewaris maupun untuk bangsa dan negara Indonesia. Namun, di tengah derasnya arus globalisasi, seberapa pentingkah makna Sumpah Pemuda mampu mengilhami pemuda dalam berkarya dan berprestasi demi nusa dan demi bangsa ini? Arus globalisasi kian deras.

Tantangan demi tantangan semakin berat. Sehingga untuk membangun bangsa ini sekarang dan mendatang para pemuda agar menjiwai semangat persatuan yang dikumandangkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 melalui pengutamaan persamaan dan mengeliminasi perbedaan untuk mencapai kemakmuran bangsa. Seperti kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, pada peringatan Sumpah Pemuda ke-77 tahun lalu, di Museum Sumpah Pemuda, Kramat Raya Jakarta, jangan dalam setiap ingin mencapai sesuatu mengutamakan permusuhan atau perkelahian terlebih dulu. Keadaan ini tidak sejiwa dengan sumpah yang diucapkan pemuda-pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928. "Kita melihat sehari-hari banyak kejadian, setiap kita ingin mencapai sesuatu bukannya persatuan yang kita utamakan, kadang dilakukan perkelahian dulu baru kita bicara hasil,” kata Jusuf Kalla "Sekarang kadang-kadang kita utamakan perbedaan dari persamaan. Inilah hal pokok yang mengharuskan kita banyak belajar dari masa lalu, bahwa masa lalu mengutamakan persamaan dan mencari sisi-sisi bagaimana perbedaan itu dikurangi," kata Kalla seraya menambahkan, dengan kondisi yang lebih banyak mengutamakan perbedaan itu maka sulit bagi bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan persatuan dan kemakmuran. "Utamakan persamaan, kemudian perbaiki perbedaan. Itu hal yang pokok dari peringatan (Sumpah Pemuda) untuk mencapai masa depan lebih baik," tegas Wapres.

Peringatan Sumpah Pemuda, tandas Jusuf Kalla, harus benar-benar dipakai oleh pemuda di seluruh Indonesia untuk memupuk semangat persatuan guna mencapai kemakmuran yang lebih besar di masa mendatang. Sumpah pemuda itu menurutnya lagi, telah memberi dasar yang kuat sehingga kita bersatu untuk menjalankan praktik kemerdekaan bangsa ini. Warga Indonesia, kata Wapres, harus mengucapkan terima kasih kepada pelopor bangsa yang telah memberi andil besar dalam memberikan semangat sehingga bangsa ini bisa mencapai keadaan yang dapat dinikmati dewasa ini. Pelopor perubahan Sejatinya, Sumpah Pemuda yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928, di Jakarta, merupakan manifestasi gemilang kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan Sumpah Pemuda. “Di tengah kondisi bangsa Indonesia yang terus-menerus menghadapi beragam persoalan seharusnya mendorong pemuda untuk mengambil peran, seperti yang telah ditunjukkan para pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda 1928,” ujar mantan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Yuli Widi Astono. Yuli Widi Astono menambahkan, berbagai kelompok pemuda belum lagi solid. Sebaiknya mereka bersatu dan menegaskan kembali posisi sebagai penyeimbang pemerintah dalam konteks pembangunan bangsa. Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 itu, Yuli berpendapat, berawal dari keprihatinan pemuda-pemudi akan keadaan Indonesia yang terjajah saat itu, dan mereka sepakat untuk memerdekakan Indonesia. Maka, sangat bijak apabila para pemuda dapat memahami dan menelaah kembali berbagai persoalan penting bangsa dan mencoba mencari solusi atas masalah-masalah itu. Pemuda sepatutnya tampil sebagai pelopor perubahan yang positif. Karena itu, kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) H Adyaksa Dault, SH, MSi bahwa Sumpah Pemuda masih relevan untuk terus diperingati, terlebih era seperti sekarang ini dalam proses pembangunan diera globalisasi.

“Yang perlu diingatkan kepada semua pihak adalah bahwa "Persatuan dan Kesatuan" bukan berarti sentralisasi, peniadaan potensi-potensi lokal yang ada,” kata Adyaksa Dault Persatuan dan kesatuan, tambahnya lagi, bukan pula berarti penyeragaman. Keseragaman hanya akan melahirkan karakteristik anak bangsa yang kerdil dan tak kreatif. Persatuan dan kesatuan bukan romantisme bangsa belaka yang mesti dipertahankan mati-matian tanpa arah yang jelas dan maksud tertentu. Persatuan dan kesatuan menurut Adyaksa Dault, berarti terus-menerus saling mewujudkan cita-cita bersama, berjuang bersama, dan mencapai kemenangan bersama seperti yang pernah dilakukan pemuda-pemuda di era kolonial. Dan dalam setiap memperingati Sumpah Pemuda, sudah selayaknya kita kembali melihat lebih dalam kepada nilai-nilai hakiki Sumpah Pemuda. Nilai-nilai tersebut tidak lain mengembalikan semangat nasionalisme pemuda saat ini dimana dahulu pernah dicetuskan dan diikrarkan.

Nilai yang akan diambil dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ini adalah mengembalikan semangnalisme pemuda saat ini di mana dahulu pernah dicetuskan dan diikrarkan. "Sudah saatnya kita mengambil ilham, makna peringatan Hari Sumpah Pemuda. Bahwa Sumpah Pemuda harus dijadikan tonggak dan pemicu bagi kebangkitan bangsa. Di mana pemuda harus meningkatkan perannya di dalam keikutsertaannya membangun bangsa ini," kata Adhyaksa penuh harap. Karena menurutnya, pemuda Indonesia saat ini rentan terhadap globalisasi yang mengarah pada westernisasi dan dikhawatirkan akan mengancam nasionalisme. Karena itu, hal seperti itu harus segera diantisipasi. Untuk itu semangat persatuan dan kesatuan harus tetap tertanam dalam hati sanubari kaum muda. Bagaimanapun semangat itu tidak boleh lekang dari perkembangan jaman dan dampak buruk globalisasi. Menpora mengatakan, reaktualisasi semangat dan jiwa Sumpah Pemuda harus dimaknai sebagai upaya untuk membangun kesadaran baru, sebagai sebuah bangsa yang tengah merajut tekad dan harapan untuk menuju kejayaan di masa depan. Sumpah Pemuda sudah membuktikan secara jelas, mampu menunjukkan ‘kesaktiannya’. Melalui semangat Sumpah Pemuda tersebut pula pemuda bersama seluruh warga bangsa dengan semangat persatuan dan kesatuan yang kuat berhasil membawa bangsa ini merdeka sebagai sebuah bangsa. Sumpah Pemuda juga membuktikan sangat jelas bahwa kemajemukan masyarakat bukanlah merupakan hambatan atau kendala bagi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan kemajemukan ini merupakan potensi dan kekuatan yang amat kaya untuk memajukan bangsa dan negara.

Note ini saya sunting dari karya tulis Bapak Hari Setiyowanto ( Mv Yaa Oom,, NyonTegh DulU demi NilaE )

1 komentar:

NiCeGuEsSwHt mengatakan...

cEiLh..bLoG Yc KrEn AmTz....

Jd NgRi NeY??

AjRiN DuNk!!